Ada gemuruh di kepalaku, mirip langit mendung yang menunda-nunda hujan sebab masih ingin berteriak sesukanya. Rintik tangis yang ia simpan untuk nanti, terlanjur membeku menjadi kepal-kepal yang memukul keras isi kepala.
Lalu, ada badai mengamuk di hatiku. Namamu dibuatnya berputar, terpontang-panting, meronta hingga gemanya terngiang di telingaku. Mengapa tak musnah saja kau dari dalam aku? Biar relung terdalam yang menjadi liang kuburmu.
Aku tak lagi peduli apabila hati harus membusuk bersama bangkai namamu. Aku hanya ingin membunuh semua anak-anak rindu yang berayah cinta dan beribu harapan. Atau apabila hati ini adalah kapal, tak mengapa tenggelam bersama kenangan. Biar saja sulit bernapas. Biar mati. Biar kau bisa terlepas.
Biar aku,
kembali BEBAS.
Puisi oleh Zenna Sabrina
0 komentar:
Posting Komentar